Rizqi Amalia
Dia ingin bertemu sore ini setelah hampir dua minggu komunikasi kami berantakan. Aku menarik nafas panjang sebelum akhirnya mengiyakan ajakannya. Enggan namun ada sedikit rindu. Ah.. Berada pada keadaan abu-abu seperti benci tapi rindu ini memang menyiksa. Entah apa yang menyebabkan kejenuhan ini tiba-tiba menghantuiku.

Aku bersiap menemuinya dengan sedikit cemas. Berusaha memantapkan hati untuk melepaskan diri. Mungkin ini memang jalan paling baik untuk kami. You know, perasaan saat diri tertekan, perasaan merasa semua sia-sia, perasaan saat berpikir berpaling pada yang lain. Aku merasakannya beberapa bulan terakhir. Dan ya.. Aku memang berpikir untuk tidak setia. Membagi hatiku sebagian untuk pria lain tapi sayangnya aku tak bisa.

Kupacu Honda Jazz merah dengan kecepatan tinggi menghindari kekhawatiran sendiri. Kulirik foto kami yang sengaja kupasang di dashboard mobil di hari pertama kami jalan bareng. Kami terlihat sangat bahagia. Aku ingat hari itu tak henti-hentinya dia menatapku. Mengengam tanganku erat sepanjang perjalanan. Melontarkan beberapa canda murahan dan tertawa bersama. Namun senyum itu, tatapan itu perlahan memudar. I cannot feel the love anymore. Just can't..

Kulihat mobilnya terparkir rapi di bawah pohon rindang ketika kumasuki pelataran parkir restoran. Tempatnya biasa memarkirkan mobil setiap kali kami makan di sini. Memesan gurame asam manis dan segelas es capucino. Pesanan yang selalu sama. Dia bilang gurame asam manis di sini paling enak. Kubelokkan mobil ke arah yang berlawanan. Aku sengaja memarkir mobilku berjauhan.

Kulihat dia duduk di sudut dekat jendela sambil menghisap sebatang rokok. Aku menghampirinya.
"Hai", sapanya lalu mematikan rokok.
Seorang pramusaji menghampiri kami, menanyakan pesanan.
Aku menatap wajahnya. "Gurame asam manis dan es capucino.", gumamku dalam hati.
"Orange Juice", jawabnya.
Orange Juice? Hmm..
"Mbanya pesan apa?"
"Aku pesen..."
"Lemon Squash"
Aku tersenyum. "Kamu emang mau pesen itu, kan?", tanyanya. Aku mengangguk lalu membuang pandanganku pada sekeliling.

"Ta.."
Aku menoleh ke arahnya. Menatap matanya.
"Soal pertengkaran waktu itu..", dia menggantung kata-katanya. Aku terus menatapnya.
"Aku minta maaf."
Kulihat pandangan matanya yang tulus. Kuhindari tatapan itu. Lagi-lagi memantapkan hati untuk berpisah.
"Ta?"
Bisu beberapa detik, "Aku ke toilet dulu".

Perasaanku sedikit kacau setelah melihatnya. Senyum itu masih sama seperti dulu. Tatapan itu masih untukku. Akulah yang berubah, bukan dia. Akulah yang memancing emosinya sampai pertengkaran itu terjadi. Akulah yang kehilangan rasa. Dan aku juga yang akan meninggalkan dia entah untuk alasan apa. Aku hanya ingin melepaskan diri.

Aku beranjak menuju toilet. Dan mencium aroma yang sangat aku kenal ketika melewatinya. Dia memakai parfum yang aku belikan sebagai kado ulang tahun. Aku tersenyum pahit.

Berdiri dan menatap lekat-lekat cermin besar di hadapanku.
I don't love him.
Am I sure?
Yeah, sure. I can't feel the love anymore. At least for few months.
Is it true that I can't feel the love anymore?
Umm.. Well, I..
Really?
His smile, his eyes, his smell, his voice.. Gosh, I love everything about him. I think I'm still in love him. No, I love him. I do. I want him.

Aku menghampirinya. Pesanan kami telah tiba. Orange juice-nya tinggal setengah.
"Don.."
"Ta.."
Ucap kami berbarengan.
"Kamu dulu.", katanya.
"Ga. Kamu dulu. Go ahead.", kataku mencoba sesantai mungkin.
"Okay..". Dia memaksa senyuman mengembang di bibir tipisnya.
"Aku.."
Ya, say it, Don. Say it coz I'm gonna say the same thing to you.
"Aku.. Aku mau kita putus, Ta."
WHAT??!
Mataku membelalak.
"Sejak pertengkaran itu aku sadar selama ini bla bla bla bla.."
I can't hear anything.
"Bla bla bla.."
I don't wanna hear every single stupid word that you trying to say to me.
"Ta, aku bla bla bla bla.."
I hate to hear it. Lalalala.. Stop talking. I don't wanna know.
"Ta?"
Aku menatapnya beku.
"Ta?"
"Tita??"
Aku bangkit. Berjalan menuju parkiran mobil.
"Ta! Tita!!"
Dia terus memanggil. Kupercepat langkah.
"Tita!!!"
Lalala.. I'm not deaf. I'm just ignoring you!!

.....
Aku berada dalam keabu-abuan. Semu dan palsu.
Dia mencintaiku lalu aku mencintainya.
Dia menginginkanku kemudian membuatku menginginkannya.
Aku melawan kejenuhan untuknya.
Aku meredam ego dan dia membuangku.
Fair enough!!


You have gone
And you leave me alone
Why
Do
You
Love
Me
??
0 Responses

Post a Comment