Rizqi Amalia
Oke.. Setelah tiga minggu ngelesin AZ dan hampir depresi berat, gw akhirnya merasakan keriaan yang amat dalam. Kenapaaaaa??

Begini ceritanya..

Seperti biasa, gw bersiap buat ngajar les adek didik gw dari jam 12 siang. Ya mandi, ya milih pakeian, ya milih tas, ya sepatu, dandan, dan sebageinya. Setelah semua siap, kira-kira jam 1.30 gw meluncur ke TKP.

Sesampainya di rumah AZ...

"Halo, De", sapa gw.
"Teh..", sapanya sambil senyum terus nyium tangan gw, salim.
"Gimana PR yang kemaren? Udah dikoreksi belum?"
"Belum, Teh"
"Ohh.. Hari ini ada PR ga?"
"Ga ada"
Gw mulai cemas sama jawaban dia. Masih inget kan hari di mana gw pengen mengakhiri hubungan kami? (baca postingan Aku Berhenti, Ma..)
"Terus hari ini mau belajar apa?", tanya gw sambil berdoa dalem hati.
"Ga tau", jawabnya. Gw mulai depresi dan pengen pulang.
"Adek maunya belajar apa?", tanya gw lagi.
"Hmm.. Apa yaa? Ga ada PR", jawabnya santai.
Dan gw?? Gw pengen nangis!

Hening beberapa detik.

"Oh.. Bahasa Inggris, Teh"
Ahh.. Mulai ada secercah harapan. "Ohh, Bahasa Inggris ada PR?"
"Enggak ada. Belajar aja"
Gw mulai bersemanget, "Alhamdulillah.."

(adegan gw ngajarin AZ Bahasa Inggris)

"Yang ini, Teh", katanya, memberitahu gw bab yang belum dibahas di sekolah.
"Oke, bab ini tentang profesi. Nah, buat ngejawab soal yang di bawahnya, wacananya harus dibaca dulu. Coba deh kamu baca", kata gw.
AZ ngangguk.
Dan.....
Hening, saudara-saudara!!

"Dek, Adek bacanya yang kenceng, jangan dalem hati. Atuh Teteh ga bisa denger", kata gw.
"Ah enggak ah. Malu"
"Yahh.. Kok malu? Nanti kan kalo ada yang salah, Teteh benerin", kata gw sambil senyum.
"Enggak ah. Hehehe.."

Oke, ga akan gw paksa kalo dia ga mau. Kenapa? Karena hari ini adalah hari pertamanya mau belajar (bukan karena ada PR), jadi gw ga mau ngerusak mood'nya yang kemungkinan besar dapat merusak hidup gw *lebay!*

Satu per satu soal sukses terisi. Tibalah pada pertanyaan yang paling sulit dari segala soal.
"Number 9", kata gw.
AZ ngedengerin dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
"Mr. Suhendra is a blablabla.. Apa nih kira-kira jawabannya?"
"Hehehe.. Ga tau"
"Yang termasuk profesi apa aja hayo? Yang termasuk kerjaan? "
AZ geleng. Gw narik nafas panjang.
"Profesi itu kan ada pilot, teacher, dentist. Macem-macem. Nah Azen mau ngisi yang mana?"
"Eummm.. Teacher aja deh"
Gw liatin dia nulis, ngerjain soal selanjutnya, becanda sebentar, dan bertemu soal yang tadi lagi.
"Number 14. My father is a blablabla.. Sama nih kayak tadi. Adek mau ngisi apa?"
"Apa yaa.. Teacher lagi deh"
"Teacher nih? Ga mau yang lain?"
"Enggak. Heheheh.."
"Ya udah, tulis jawabannya", kata gw. Dan selama ngerjain 25 soal, kurang lebih ada 5 soal yang setipe. Dan ya, AZ menjawab teacher untuk semua soal! BRAVO!!

"Nah, sekarang ada wacana nih tentang part of body. Udah mau baca belum?", tanya gw sambil senyum.
"Hehehe.."
"Baca ya? Biar kalo disuruh baca sama guru di kelas, Adek bisa"
Dia ngangguk terus mulai baca. "Hello, my name is Salsabila. I am a beautiful girl. I have bright skin and sharp nose. Right now, I am wearing yellow T-shirt and green trousers"
"Wah.. Ini kayaknya ngomongin Teteh, ya? Nih, Teteh pake kaos kuning, idungnya mancung, kulitnya putih", kata gw senyum najis.
"Hahahah..", AZ ketawa sumringah.
"Teh, besok belajar Matematika, ya?"
"Hah?", kata gw.
"Besok belajar Matematika", ulangnya.
"Hah?"
"Hahahah.. Ih si Teteh..", katanya sambil senyum malu.

Dan gw pun pulang dengan perasaan senang!!

YES!!
Rizqi Amalia
Waktu gw bilang gw addicted sama terasi, itu sama dengan kalimat "Hey, gw produk Sunda!"
Nooo.. Bukan mau SARA di sini, tapi ini memang nyata. Dan nyatanya, nyokap gw adalah refleksi dari USA alias Urang Sunda Asli. I'm speaking about SULEN, yeah Sunda Tulen! Wohoooo..!!

Pernah denger kebiasaan orang Sunda yang tidak biasa? Saya mengalaminya, kawan! Ini adalah laporan langsung dari ke'absurd'an yang terjadi di keluarga gw. Berikut ceritanya:


Pemain:
1. Mama alias Ibu Jendral
2. Gw alias Teteh Cantik

Jam 2, Menit ke 24
25 Februari 2010

Gw dan nyokap lagi santai di ruang tv nontonin Choky Sitohang yang gantengnya kebangetan. Seperti biasa, nyokap pake daster kebanggaan, dan gw, tentu saja bikini seksi (percayakan lo?)

Eniweiii.. Setelah kami ngobrolin hal penting seperti "Teh, jemuran udah diangkat belom?" atau "Ma, kemaren serial Korea itu gimana ceritanya?" atau "Teh, jam berapa sekarang?" -padahal jam dinding nangkring dengan gembira di tembok atau yang lebih penting dari segalanya adalah "Ma, aku kurusan ga?", akhirnya keajaiban itu terjadi juga.

Kriiingg.. Kringg.. *telepon berdering*

Nyokap yang jawab, gw tetep asik nontonin Choky. Setelah kurang lebih 1 menit 42 detik, nyokap udahan ngejawab teleponnya dan kembali pada posisi semula.

"Teh.. Ada yang nelepon tadi nanyain kakak..", kata nyokap.
"Ohh.. Terus?", gw menanggapi.
"Katanya ada panggilan kerja tuh", jawab nyokap.
"Di mana, Ma?"
"Di Bandung, Bioparma"
"Biofarma", gw mengoreksi dalem hati.

Nyokap ambil handphone, nelepon kakak ngasih tau soal pangilan kerja tadi dan setelahnya mengirim pesan singkat ke Mba Riris (baca: pacarnya kakak).

"Ris, apa kabar, ibu barusan dapet telepon katanya Aziz dapet panggilan kerja di...", nyokap mengucap ulang ketikan smsnya. Gw diem bersahaja sambil nonton tv.
"Teh..", kata nyokap.
"Ya?"
"Bioparma nulisnya gimana sih? Pake EP apa PE??"
"EF, Ma"
"EP ya? Bioparma" *ngetiknya bener tapi nyokap masih mengucap Bioparma*

Selang beberapa menit, handphone si nyokap bunyi lagi. Ga lama setelah sms yang masuk dibaca, nyokap nanya lagi.

"Teh.."
"Ya, Ma?"
"Pormulir nulisnya gimana sih? Pake EP apa PE?
"Astaga.."
Nyokap serius ngeliatin gw. Gw lebih serius lagi.
"Ma, S2 masa kagak tau cara nulis formulir??", kata gw.
Mama ketawa terbahak-bahak. "Ih si Teteh, Mama serius ini. Pormulir nulisnya gimana?"
")(*(&*$#%^&*(**&^%$"



Malam Hari

Gw, nyokap, bokap lagi ngumpul di ruang tv, serius nontonin film sambil ngemil keripik singkong.

"Aku tak bisa memiliki, menjaga cintamuuuu.. Walau sesungguhnya hatikuuu..", ringtone sms nyokap *gaul kan?*

Nyokap ngambil handphone'nya, baca sms, terus nanya, "Teh.."
"Ya, Ma"
"Bahasa Inggrisnya simpen apa? Sip, ya?"
"Save"
"Iya, S-A-PE-E, kan?", kata nyokap, mengeja.
"S-A-V-E", gw mengoreksi.
"Iya itu. Dibacanya SIP kan?"
Gw melongo.


Aku ingin Mamaku yang asli.
Labels: 0 comments | edit post
Rizqi Amalia
Siang ini, dihadapan saya duduk seorang wanita cantik dan modis. Rambutnya yang bergelombang dibiarkan terurai anggun. Kakinya ditumpang pada kaki lain sambil menghisap sebatang A Mild Menthol dalam-dalam.

"Rokok?", katanya membuka perbincangan kami. Saya tersenyum sambil menolak halus. Wanita membalas senyum, memesankan Lemon Squash kesukaan saya, merapikan rambutnya yang sedikit berantakan karena tertiup angin. Saya perhatikannya gerak geriknya. Lalu dia memandang saya, lagi. Kali ini tanpa senyuman.

Ahh.. Pasti ada yang mengganggu pikirannya. Tiap kali mata kami beradu, pandangannya seperti "melarikan diri" dari saya. Keresahannya tersirat. Ada sesuatu yang telah lama dipendam dan entah pada siapa harus diluapkan, mungkin. Wanita sesekali melirik ke arah saya sambil mengganti topangan kakinya.

"Umur gw 37 tahun ini. Lo tau?", katanya lagi karena saya hanya menatapnya sedaritadi. Saya mengangguk pelan, masih terus menatapnya.

"Gw pengen kawin..", kali ini tatapannya tajam pada saya. Saya tersenyum.
"Seriously, I want to get married, Ki.. Soon. "
Saya diam. Wanita masih menatap saya. "Are you dating someone?", alis saya naik.
Wanita menggeleng. Saya membuang nafas pendek.

Saya mengenal wanita hampir tujuh tahun lalu. Ya, umur kami memang berbeda jauh, tapi toh nyatanya umur cuma deretan angka yang ditandai guratan sekitar mata, tidak lebih. Kesamaan pemikiranlah yang mampu menghapus perbedaan belasan tahun itu. Biar saya gambarkan seperti apa dia. Tinggi, cantik, pintar, mandiri, dan pekerja keras. Wajahnya tidak kalah dengan model-model yang sering muncul di tv atau majalah fashion.


"Ada yang lagi deketin gw", kata wanita menggebu-gebu beberapa tahun lalu.
"Terus?", saya menganggapi.
"Hmm.. Lewat sajalah, mukanya ga banget..", jawabnya.
"Tapi baik?", tanya saya.
"Semua orang baik, kayaknya"
"Oya?"
Dipandangnya saya lekat-lekat, "Iya"

Saya mengangguk. Mungkin benar yang dikatakannya, bahwa pada dasarnya semua orang itu baik, tapi sayang, ga semua juga tampan. Yah.. Wanita memang punya standardisasi sendiri harus seperti apa pria yang bisa mendampinginya. Saya rasa setiap kita punya standardisasi juga. Ada yang mengharuskan pasangannya begini, begitu. Beragam, dan itu sah saja.
Ahh.. Saya tidak mau ambil pusing. Juga tidak banyak berpendapat tiap kali wanita membahas hal ini. Dalam banyak hal, kami mungkin memiliki kesamaan, tapi tidak untuk ini. Buat saya, lebih penting menetapkan standardisasi hati daripada diri.


"Ki..", sapanya menyadarkan saya dari lamunan.
"Ya?", kata saya.
"Salah kalau gw pengen pendamping dengan wajah tampan, menawan?"
"Enggak", jawab saya.
"Oke", katanya pelan.

Saya menatap matanya. Tersenyum dengan manis dan dibalasnya masam.

"Mba.."
"Ya?"
Saya seruput Lemon Squash pesanan saya, "Cuma bonus Tuhan"
Matanya terheran menatap mata saya. Saya pamit pulang.


Italic
To: Wanita
Subject: Bonus Tuhan

Dear Wanita,
Obrolan hari ini menarik. Karena untuk kesekian kalinya kita membahas hal yang sebetulnya cuma bergantung sama keputusan kamu. Aku ga ngerti harus menanggapi dengan cara yang bagaimana. Tapi.. ini sedikit pemikiran aku soal hidup.

Sesuatu yang menarik itu biasanya datang dari mata, kan? Ketika mata dibutakan penampilan, buruknya, sesuatu yang lebih menarik di dalam tak lagi nampak. Ini bukan soal kamu, ini soal cara berpikir, menurut aku. Hmmm.. Kamu pernah ga berpikir kalo ganteng itu cuma bonus dari Tuhan?

Kita kan sebetulnya membutuhkan seseorang yang bisa mengerti, menyayangi, menerima. Dan itu dari dalam, tidak tercermin dari ketampanan.

Kamu sudah dewasa, aku rasa sudah ga pada waktunya lagi ngeliat seseorang dari bentuk luar layaknya abg. Kamu butuh "imam", orang yang bisa membimbing kamu, bukan si tampan yang dengan bangga dipamerkan pada teman. Ini soal hidup kamu, bukan lagi soal ambisi dan arogansi.

Maaf atas kesoktahuanku. Aku hanya melihat dari sudut pandang yang tidak biasa dengan sudut pandangmu. Keluar sedikit dari konsepsi ideal demi mencari ketenangan. Semoga bisa sedikit membantu.

Si-Tidak-Tahu-Apa-apa



Terinspirasi seorang teman, 11.48
Hari Ini.
Labels: 2 comments | edit post
Rizqi Amalia
Selasa Pon, 16 Februari 2010

Baju: Biru Gemes
Celana: Legging Item
Lokasi: Tempat Ngajar Privat


Ini minggu ketiga gw ngajar privat anak SMP yang rumahnya sekitar 18 menit 39 detik dari rumah gw *ih-bodo-amat*
Dan gw udah abis-abisan mempersiapkan baju dan otak buat ngajar dia. Terbukti dari lamanya gw dandan dan milih pakeian juga lembaran LKS yang sudah terisi penuh. Aku siap! Aku siap! Aku siap!

Perjalanan gw hari ini agak menyebalkan. Karena si Mamang Angkot ternyata seorang penipu. Bilangnya mau langsung ke terminal, taunya malah mampir ke ITC dulu. Doooooohh.. Jadi jauh kaaaann, kena macet kaaannn, kepanasaaaannn kaaannn!! *geram*

Eniweii.. Setelah 18 menit 39 detik perjalanan, akhirnya sampeilah gw di sebuah rumah dua tingkat dengan cat putih pucat. Dan di sinilah tragedi itu terjadi..


(adegan adek didik cium tangan, gw tersenyum manis)

Gw: "Halo De. Ada PR ga?"
Adek: "Ga ada, Teh"
Gw: "Ohh.. PR yang kemaren udah dinilai?"
Adek: "Belum, Teh"
Gw: "Kalo yang minggu lalu?"
Adek: "Belom, Teh"
Gw: "Udah makan belum?"
*sekali lagi bilang belum, gw kayang nih!*
Adek: "Udah, Teh"

(adegan gw duduk, ngeluarin semua buku pelajaran, dan masih tersenyum manis)

Gw: "Ya udah, mau belajar apa sekarang?"
Adek: "Ga tau"
Gw: "Hmm.. Bahasa Inggris, Matematika, apa IPA?"
Adek: "Ga tau"
Gw: "Mau IPS aja?"
Adek: "Ga tau"
Gw: ... (muntah)


Keesokan harinya.....

Mama: "Gimana ngajarnya kemaren, Teh?"
Gw: "Aku berhenti mah"
Mama: .... (melongo)



PS. gw ga jadi berenti, kangen AZ!
Rizqi Amalia
Pagi ini, seperti pagi-pagi sebelumnya. Gw bangun dengan jenaka dengan belek dan iler bertebaran di mana-mana. Dan karena jiwa pengangguran gw tinggi, maka hati gw langsung tergerak untuk mengecek facebook, twitter, dan blog. Seketika itu pula mata gw terbelalak setelah melihat seseorang bernama Mr. R menulis ini di cbox blog gw:


R****: Hai serius mau gundul?hayuk dah..add fb gw male_****_****@yahoo.com..klo kmu serius


"Haaaaahhh??!"

"Apaaaaa??!"

Sekali lagi pake , hurup gede semua.
"AP AP AP.. AAPAAAAA??!!", gw histeris setengah mati dalem hati dan hampir bunuh diri gara-gara depresi. Yahh.. As we all know, gw sempet nge'post Dying To Traveling To Europe tahun lalu. Dan di posting'an ini, sempat terbesit ide yang sangat brilian dalam kalbu. Dan idenya adalaaahhh..
Jeng Jeng Jeng Jeng!! *backsound

Ada ga yang mau bayarin 30 juta kalo gw gundulin rambut??

Mungkin kalimat sakti yang terketik pada posting'an tersebut memicu keingintahuan Mr. R terhadap keseriusan gw. Dan gw juga cukup serius menanggapi keseriusannya. Segeralah gw search facebook dengan alamat email tersebut.

Search..
Loading..

(Ngupil)
Loading..
(Ngupil)

Dan dengan ajaib muncullah nama R*******E sebagai pemilik alamat ini. Fotonya lumayan mengejutkan, karena terpampang jelas wajah cewek gundul berbaju merah menggemaskan dengan info singkat berjenis kelamin pria. Waw.. Mungkin pria-pria jaman sekarang mukanya lebih kemayu daripada si cewek sendiri. Entahlah.. Otak gw kepenuhan iler kayaknya, udah ga bisa mikir lagi.

Gw liat wall si R******E ini dengan tangan gemetaran karena belum makan. Dan lo tau apa yang gw temukan? Lo tauuuu?? Tidak ada, kawan. Tapi ada hal-hal tidak biasa yang terlapor di wall R******E ini, berikut ringkasannya:

R**** joined the group Girls who have shaved their heads.
R**** joined the group hair cutting.
R**** joined the group Mr & Mrs Botak! (Hair for Hope 2009).
R**** joined the group Komunitas GUNDUL.
R**** joined the group BALD GIRLS (CEWEK-CEWEK GUNDUL).



"What the...", gw melongo. Melongo sejadi-jadinya. Akhirnya gw coba buka salah satu profil temennya si R******E ini dengan nama D***********S. Dan lo tau apa yang gw dapetin di sini, men??? Lo tau, men???!!


About Me: aku adalah cewek ekstrim yang suka nggunduli rambut panjang cewek karena aku gak suka cewek berambut panjang


"Ini apaaaaa????", gw teriak histeris dalam hati sambil nari tortor.
Gw cek satu-satu friendlist Mr. R dengan mata berbinar-binar.


Gundul..
Plontos..
Cepak..

What the...


Botakkk!!


Anjriiiiiiiiiiiittt!!!
Gw melongo. Horor abis.

Ngiikk.. Ngiikk.. Ngiikk.. *suara biola parau





PS. Demi keselamatan saya, maka nama-nama tokoh yang ada dalam postingan ini terpaksa disensor.


Anjrit!
Labels: 6 comments | edit post
Rizqi Amalia
Holaaaa.. Apa kabar duniaaa?? Semangat gw masih ‘45 nih! Pokoknya Februari Ceria, itu tema bulan ini. Kalian apa kabarnya? Mudah-mudahan sejenaka gw ya! *matagenit.

Hari ini hari kedua gw kuliah setelah berminggu-minggu ngerasa kayak ee di tengah empang, ngambang tak berarti. Well, ngerasain lagi bangku kuliahan setelah rehat panjang ternyata bikin otak gw mampet. Dan agaknya gw kudu bener-bener nyiapin otak supaya asupan ilmu yang diberikan dosen tetep nyantol.

Eniweeeii.. Mata kuliah hari ini adalah Micro Economic. Hal ini terpaksa gw pelajari karena gw tersesat dalam pencarian jati diri dan pasrah pada takdir yang membawa gw kuliah di UI, Fakultas Ekonomi, jurusan Manajemen. Dan sekarang, di depan gw duduk seorang dosen lumayan tua bernama Bapak Harto. Pertama-tama, gw perhatiin mukanya. Banyak kerut-kerut tanda usia senja di sekitar dahi dan mata. Lalu gaya bicaranya. Hmmm.. Gw curiga dia suspect The Killers di kampus, makanya gw duduk tenang tak bergeming, tak juga menari saman.

Setelah beberapa menit perkenalan dan empat kali bolak-balik ngabsenin mahasiswa yang dateng telat, doi akhirnya mulai buka buku yang dijadiin referensi wajib buat kelas yang diajarnya.

“Yak! Kamu yang pake jilbab pink”, katanya tiba-tiba.
Gw kaget. Dita yang duduk di samping gw juga kaget. Dan lo tau siapa yang paling kaget? Iya bener, si Jilbab Pink.
“Sa.. Sa.. Saya, Pak?”, katanya, memastikan.
Dosen gw senyum ambigu terus nanya, “Apa yang dimaksud Trade Off?”

Gw sama Dita langsung sibuk berdiskusi soal Trade Off. Si Rina yang duduk rada jauh malah sibuk baca mantra biar dia ga keliatan.

“Sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan sesuatu yang lain, Pak”, jawabnya mantap. “Sesuatu yang dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu lain”, katanya lagi, menambahkan.

Dengan wajah sumringah dosen gw bersabda, “Apa itu jawaban kamu. Sesuatu untuk sesuatu, menghasilkan sesuatu. Ga jelas ini”.

“Hahahah..”, seisi kelas ketawa pasrah. Gw ngedrop denger kata-kata si dosen. Terus mukanya kayak singa lapar nyariin mangsa empuk buat dikerjain. “Kamu yang lagi berpangku tangan. Apa yang dimaksud Harga Nominal dan Harga Riil?”

“Kamu yang pake..”
“Yak, kamu. Apa yang dimaksud …”

Tibalah pada sebuah pertanyaan menegangkan. “Apa sih Harga Pasar itu?”
Cowok berjaket coklat yang duduk gemilang di belakang dengan lantang menjawab, “Harga Pasar atau Market Price adalah harga yang terbentuk di pasar antara penjual dan pembeli, Pak! Misalnya ketika di dalam suatu pasar …”

Dosen gw dengan muka datar menanggapi, “Aduh, apa kamu ini, ga jelas! Ga usah pake misal-misalnya deh. Saya kan tanya Market Price.”
Telak, saudara-saudara!!

“Kamu yang pake baju merah. Coba jelaskan apa yang dimaksud monopsoni?”
“Menyambung pernyataan dari Bowo..”, jawab Mas Rudi, temen gw.
“Menyambung siapa?”, tanya dosen gw.
“Pernyataannya Mas Bowo, Pak.”
“Bowo mana, Bowo?”
“Saya, Pak.”, jawab Bowo.
“Bowo udah nyambung belum nih? Katanya mau disambung sama Rudi”, tanya dosen gw lagi.
Dan pertanyaan selesai sampai di situ saja. Hahahah.. Anjriiiiiiiiiitt… Udah muter otak sekuat tenaga ujung-ujungnya dimetahin. Hahahhaha.. Sedap nih dosen. Gw liatin terus sambil kedip-kedip genit biar dia ga jadi nanya gw.

“Kalo faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian apa aja?”, tanyanya pada kelas. Dia ngelirik gw yang bergumam kecil sambil menatap matanya. Dan lo tau apa yang dia bilang??? Apaaaa?? Apa, meeeennnn???!!


“Kamu kalo mau jawab, ya jawab yang lantang dong. Jangan lirik-lirik saya sambil sambil baca mantra gitu. Saya jadi curiga nih.”

“Huahahaha..”, temen-temen gw ketawa. Gw nyengir tak berdaya.

This is very random.
Rizqi Amalia
Hai hai hai.. Di postingan sebelumnya, gw pernah cerita kalo gw bakal jadi guru privat bocah SMP yang rumahnya ga terlalu jauh dari rumah, namanya AZ. Dan sekarang, gw bakal ceritain pengalaman pertama jadi guru privat, atau gw lebih suka dibilang teteh privat, karena lebih Sunda *alasan yang sungguh penting.


Selasa, 2 Februari 2010
Okeeeehh.. Sekitar jam 13.30 nyokap udah bawel banget nelponin ke rumah buat ngasih tau kalo tukang ojek jemputan gw (keren ya jemputannya) udah meluncur dari TKP. Ya udah tuh, gw buru-buru menyiapkan segala sesuatunya. Ini hari pertama gw, men. Kudu kasih kesan yang baiiiikkk! Hahaha.. Apalagi sehari sebelumnya si AZ nelpon ke nyokap bilang, "Asikkk!! Nanti aku kalo ada PR ada Teteh Kiki yang ngerjain."
Yes, I know. Ini sangat ambigu. Berasa bakal dikerjain denger kata-katanya yang begitu. Hahahah..

Eniweeeii.. Buat hari pertama ini, gw abis-abisan nyiapin diri, otak, dan mental. Yah meskipun persiapan gw cuma sebatas ngisi soal-soal dan LKS anak SMP, tapi lumayan buat bekel ngajar si AZ. Tepat pukul 13.45 gw membonceng si abang tukang ojek menuju TKP.

Setelah 15 menit perjalanan, akhirnya sampai juga. Gw masuk ke rumahnya, ketemu AZ dan ibunya. Ngobrol-ngobrol sebentar terus mulai deh ngerjain PR Matematika yang udah tiga kali pertemuan kagak dikerjain (baca: banyak!).

Gw baca dengan teliti itu soal Matematika. "Ohh, himpunan", kata gw dalem hati.
"Oke", kata gw lagi, kali ini ke AZ dan ga ngomong dalem hati.
"Yuk, dikerjain", lanjut gw. Dianya ngangguk. Gw diem, mikirin mana yang mulai dari nol, bilangan asli ato bilangan cacah. Buseeettt.. Masa-masa SMP gw udah lewat sembilan ato mungkin sepuluh tahun yang lalu. Mana inget gw kayak beginiaaaann.

"Kalo diketahui yang suka basket dan voli ada 15 orang, terus ditanyain yang suka basket aja, gimana caranya?", kata gw mancing si AZ.
Dia nyengir terus bilang, "Heee.. Kagak tau."
Gw senyum. Oke, ini bakal terasa berat. Pelan-pelan gw ngajarin dia, sambil sesekali bilang, "Gampang kan? Berarti nanti kalo ulangan pasti bisa nih". Biar tumbuh kepercayaan diri dulu dan bisa mensugesti dirinya kalo Matematika itu (mudah-mudahan) mudah.

Udah 1 jam 15 menit gw bantuin AZ ngerjain PR'nya. Keliatan banget dianya juga udah bosen belajar. Suka ga konsentrasi atau yang parah, ga ngedengerin kata-kata gw malahan nonton pertandingan antara Persikabo dan Persija di tipi. Sigh.. Nasib nasib..

"Udah bosen ya?", tanya gw.
"Hehehe", jawabnya.
"Dua soal lagi nih. Mau dikerjain apa udahan?"
AZ ngelirik ke mamanya. "Tangung itu dua soal lagi. Abis itu mah udahan deh", kata mamanya.
Setelah mendengar kata-kata mamanya, langsung deh dia mau ngerjain soal lagi. Dan voilaaa.. Selesai juga itu soal-soalnya. Beres! Kata gw dalem hati.

"Teh, Teteh bisa ngajarin AZ lagi hari apa aja? Kalo hari Rabu-Kamis suka ga mau sekolah nih. Ada IPA sama Matematika. Susah katanya", lapor mamanya.
"Hari Selasa, Rabu, Kamis bisa kok, Bu", jawab gw.
"Ohh.. Kalo Jumat sama Sabtu, Teteh ga bisa ya?"
"Iya, kan suka ada tugas kuliah (baca: pacaran)", jawab gw lagi.
"Oh.. Iya ini soalnya si AZ suka ada PR Karawitan, Bahasa Sunda. Ga bisa ngerjainnya."
Gw melongo. Kesepakatan awal kan gw cuman ngajar Matematika dan Bahasa Inggris. Alamak jang!!

Sambil terus ngobrol sama mamanya, gw berdoa biar ga diminta ngajarin terlalu banyak. Otak gw bisa meleleh, menn. Kebayang ga sih lo?? Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, dan lain-lain. Waw! Mari berdoa otak gw ga meledak *lebay!

"Bu, saya pamit dulu. Mau kuliah"
"Oh, iya. Ini jajanannya dibawa aja, Teh", kata mamanya.
"Enggak usah, Bu. Ngerepotin", jawab gw basa basi, padahal ya pengen juga. Hahaha.. Tapi si ibunya emang pengertian. Dua bungkus roti, cemilan plus 1 kaleng permen Fox dimasukin paksa ke dalem tas gw. Bersyukur gw bawa tas lumayan gede hari itu. Hahaha..

Selepas pamitan sama bapak dan ibunya, gw dianter pak supir pulang karena gerimis. Di perjalanan gw bertekad bakal belajar bener-bener biar bisa ngajarin si AZ sampe bisa dan berencana bawa koper untuk pertemuan selanjutnya.

I enjoy it much!!!
Rizqi Amalia

Haloooooo para penggemar! Gw sedang bersemangat menulis sesuatu tentang diri gw nih. Hmmm,, ga cuma nulis, tapi melakukan sesuatu! Yap! Setelah bulan Januari berakhir tanpa arti, gw mulai Februari dengan hati-hati *keren ya rimanya? Blaaahh..

Ini hari pertama Februari. Hal menarik pertama yang gw lakukan adalah: bangun pagi. Efek bagusnya, gw ngerasa bisa ngelakuin banyak hal karena ga bakal cepet-cepet ketemu sore terus malem. Buruknya, mata gw berair dan mulut ga berenti nguap. Hehehe.. Ini adalah resolusi pertama di 2010 dan baru terlaksana di bulan kedua. Hahahaha.. Ya udahlah, resolusi tinggallah resolusi, sekarang yang gw pikirin, gimana caranya menjadi lebih baeeekk dari sebelumnya!! *preeeett

Februari ini gw mulai sibuk. Dan gw suka menjadi sibuk daripada ga ngapa-ngapain. Kebayang ga sih lo berminggu-minggu yang lalu kerjaan gw cuma makan, pacaran, tidur, makan, pacaran, tidur. Gitu terus sampe hampir mati bosen. Dan gw bangun dengan sumringah karena ini Februariiiii!!! Februari, mennnnn!!! *lebay


Gw yakin banget Februari ga bakal sengebosenin Januari. Selain karena kegiatan perkuliahan udah dimulai (yang berarti bisa ngecengin junior, hihihihi..), gw juga punya proyek iseng-iseng yang lain. Mau tau kan lo?? Mau kan? Mau kan? *mata genit. Okeee.. Berikut ringkasannya:



1. Rajin Bangun Pagi
Ini hal paling penting dibanding proyek lain di bulan ini. Ga boleh ga kelaksana!! Karena gw ngerasa banyak hal yang bisa dilakuin di pagi hari, kayak nulis. Suasana yang sunyi, senyap, sepi, sendiri, bikin otak gw ga mapet dalam menuangkan ide brilian. Hahhaha.. Lagian nyokap juga udah males ngebangunin gw lagi. Heheh.. Jadi yaa mesti bergantung sama diri sendiri. Siapa lagi yang bisa diandeliiinn, meeennn??? *blaaahh.. Kenapa jadi man-men-man-men mulu daritadi. Hahaha..


2. Jualan
Yayaya.. Gw lagi berusaha serius menjalankan suatu bisnis kecil-kecilan dengan modal yang pas-pasan. Heheheh.. Kapan-kapan boleh juga nih blog jadi media promosi gw. Hihihi..
Gw banyak keinginan, ini salah satu cara gw wujudin keinginan gw yang seabrekk! So far, not so good, karena baru tahap awal. Tapi gw lagi cari cara biar jadi tambah bagus lagi. Gw ngerasa pinter, makanya gw yakin bakal nemu solusinya *sombong. Hahahah..
Intinya sih, gw kudu mensugesti diri gw sendiri kalo gw mampu ngelakuin banyak hal dengan optimal. Hey, you should do this to yourself too. Saya bisa, saya bisa *sambil gegayaan kayak Deddy Corbuzier.


3. Ngajar
Dulu tiap kali nyokap meracuni otak gw buat jadi guru, gw selihai mungkin menolak. Gw pengen jadi sesuatu yang lain di keluarga gw, keluarga nyokap lebih tepatnya. Bisa lo bayangin ga, dari tujuh orang anak kakek-nenek gw, berapa orangkah yang memutuskan untuk menjadi guru? SEMUANYA!! Hahahahha.. Gw ngerasa butuh profesi yang lain. Bukan gw nganggep rendah profesi guru, tapi gw pengen beda aja. Dan ujung-ujungnya sekarang gw ngajar privat bocah SMP deket rumah. Hahhahha.. Mungkin ini takdir Tuhan, bahwa gw emang kudu ngelakuin yang namanya transfer ilmu, meskipun ga dengan sebutan guru. Hehehe..


Sejauh ini sih segitu dulu aja. Itu juga udah banyak kayaknya *ketauan banget ga pernah ngelakuin apa-apa. Hahhaha..

Hal paling penting yang mau gw sampein di sini adalahhh..


Jeng jeng jeng jeng!! *backsound


Masih banyak kok hal berguna yang bisa kita, ato dalam hal ini gw lakuin. Dan berbahagialah karena berguna, at least buat diri sendiri. Dan setelah ngerasa useless dan ga bisa bikin bangga orang-orang di sekitar gw, akhirnya gw sadar masih banyak cara buat jadi besaaarr!! Soooo,, semangat guys!!!!

Labels: 2 comments | edit post